Dr. Miming Miharja, S.T., M.Sc., Eng.

Melepas Start dan Harus Finis Lebih Dulu

Saya harus lari lebih kencang daripada mereka karena harus berada di garis finis di kampus ITB Ganesha sebelum mereka tiba

Kamis, 4 Maret 2021
Kamis, 4 Maret 2021
miming-miharja.jpg

PERNAH menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi ITB, membuat Dr. Miming Miharja, S.T., M.Sc., Eng. menjadi salah seorang yang terlibat dari fase awal penyelenggaraan BNI-ITB Ultra Marathon.

BNI-ITB Ultra Marathon yang mampu mengumpulkan alumni sampai ratusan ribu dan menstimulasi kegiatan alumni dengan masif diakui Dr. Miming sangat membantu tugasnya sebagai wakil rektor yang mengurusi alumni.

“Bagi saya, BNI-ITB Ultra Marathon adalah kegiatan alumni yang paling signifikan dalam berbagai perspektif, di antaranya menggalang kekompakan dan silaturahmi alumni. Kegiatan ini mampu menghimpun gerakan moral bersama dan membangkitkan spirit alumni yang luar biasa. Bagi saya, itu skema yang bagus sekali. Ada solidaritas yang terjalin di antara alumni ITB,” ujar alumni Planologi ITB angkatan ‘88 ini.

Dr. Miming juga mengatakan bahwa dirinya tidak cuma terlibat dalam penyelenggaraan, tapi juga ikut turun dalam lomba lari BNI-ITB Ultra Marathon. Karena tugasnya yang mesti mendampingi pimpinan, ia mengaku hanya bisa ikut kategori 5K.

“Kenapa saya pilih kategori yang minimalis? Karena sebagai wakil rektor yang menaungi bidang alumni saya selalu ditunggu hampir di setiap checkpoint. Seperti saat BNI-ITB Ultra Marathon 2017, saya ikut yang Fun Run 5K. Di situ saya harus menemani menteri dan wakil menteri termasuk Pak Rektor serta jajaran lainnya. Setelah ikut membuka start di Jalan Cikapundung, saya harus lari lebih kencang daripada mereka karena harus berada di garis finis di kampus ITB Ganesha sebelum mereka tiba. Jadi, tugas wajib saya di BNI-ITB Ultra Marathon, yaitu mengibarkan bendera start dan harus finis duluan,” ucapnya.

Untuk pertama kali, Dr. Miming pun membocorkan strategi bagaimana ia bisa tiba lebih cepat di garis finis daripada peserta lain. “Makanya, ini rahasia ya. Jadi, saya berlari setengah jalan, setelah itu saya ambil mobil yang sebelumnya sudah diparkir di satu tempat. Ini bukan licik, tapi lebih karena tugas saya sebagai wakil rektor,” ucapnya tertawa.

Diakuinya, hal seperti itu kerap berulang di setiap gelaran BNI-ITB Ultra Marathon. “Karena bertugas menemani pimpinan, saya tidak bisa full ikut lari sebagai peserta, terikat protokol pekerjaan,” ujarnya.

Dr. Miming mengatakan, banyak cerita lucu yang dialaminya saat mengikuti BNI-ITB Ultra Marathon. Selain hanya turun di kategori minimalis, ada kenangan lain yang sampai saat ini tidak bisa dilupakannya. Hal itu terjadi pada ajang BNI-ITB Ultra Marathon 2017 ketika ia harus menemani pimpinan melepas peserta di garis start, tepatnya di Gedung BNI Jakarta.

Sebelum acara pelepasan, ia bersama pimpinan ITB lainnya dan pihak BNI menghadiri acara ramah tamah. Saat itu, mereka diberi sebuah goodie bag dari panitia penyelenggara. Saat makan, ia menyimpan tas yang tak tahu isinya tersebut di pinggir meja. Saat dipanggil untuk menghadiri pelepasan peserta, tas tersebut pun terlupakan.

“Setelah acara, saya baru ingat dan ternyata tas itu masih ada di tempatnya. Saya bawa pulang dan disimpan di kamar, tidak langsung dibuka. Hingga beberapa hari kemudian saya ingat dan membukanya. Awalnya saya pikir isinya hanya kaus, tapi saat dibuka ternyata handphone. Saya kaget sekaligus bersyukur, terima kasih sekali buat panitia,” katanya.

Dr. Miming berharap panitia tetap bersemangat untuk meneruskan BNI-ITB Ultra Marathon. Dia pun yakin, suatu saat Allah akan mengembalikan situasi ke normal lagi sehingga ajang ini bisa digelar seperti dulu.

“BNI-ITB Ultra Marathon bisa memperkokoh hubungan alumni. Meskipun ada beberapa polemik dan lainnya, dengan kegiatan ini para alumni bisa merapatkan barisan dibarengi dengan melakukan hal positif seperti berkontribusi kepada kampus,” ujar Dr. Miming.*

 

Share
Comments